Idiocy knows no boundary. Ketika anda melakukan usaha membuat sesuatu foolproof, Tuhan akan menunjukkan kekuasaannya dengan menunjukkan bahwa kebodohan memiliki ingenuity-nya sendiri. Kebodohan luar biasa yang saya temui adalah dalam usaha framing berikut ini.
Yup, di situ terdapat sekumpulan serdadu Israel yang berfoto dengan foto Hafez Al-Assad. Lihatlah keceriaan para serdadu Israel yang menenteng foto Hafez Al-Assadtersebut. Ini adalah bukti kerjasama Israel dan Assad!
Sungguh biadab memang rezim Nushairiyah laknatullah! Mereka berkerjasama dengan bangsa Yahudi! Ini konspirasi!!!!!!
Tapi benarkah?
Bukankah amat biasa bila serdadu berfoto dengan barang-barang rampasan mereka? Bila serdadu Israel berpose dengan foto Hafez Al Assad, maka bukankah itu dapat dilihat sebagai selebrasi mengalahkan Suriah? Tidakkah kita sering melihat foto serdadu Amerika berpose dengan bendera 3rd Reich yang mereka rebut dari pasukan Jerman yang kalah? Apa ini berarti Amerika diam-diam Nazi?

Proof that GI are actually Nazis.
Case in point.
Sudah saya tunjukkan bahwa usaha framing ini benar-benar dungu. Oleh karenanya ada baiknya kita telusuri dari mana foto tersebut sebenarnya berasal. Melalui reverse image search yang disediakan google saya mendapati bahwa terdapat banyak situs berita berbahasa Arab yang memuat foto tersebut. Saya buka salah satunya, saya dapati keterangan berikut:
نشرت صحيفة لو فيغارو الفرنسية صورة تظهر جنود اسرائليون يرفعون صورة للرئيس السوري حافظ الأسد خلال إجتياح جنوب لبنان في عملية تهدف الى القضاء على منظمة التحرير وطرد الزعيم الفلسطيني ياسر عرفات في عملية أطلق عليها إسم ”سلامة الجليل” في يونيو 1982.
ولم يتسنى التأكد من صحة الصورة.
French newspaper Le Figaro published a picture of Israeli soldiers waving a photo of Syrian President Hafez al-Assad during the invasion of southern Lebanon in a process aimed at the elimination of the PLO and the expulsion of Palestinian leader Yasser Arafat in a process dubbed “Operation Peace for Galilee,” in June 1982 show.
It could not verify the authenticity of the picture.
Saya ikuti pranala menuju Le Figaro, saya temukan keterangan dari Le Figaro:
Juin 1982: OPERATION PAIX EN GALILEE – Des soldats israeliens brandissen la photographie du president syrien Hafez Assad qui ete capture. Debut juin, l’armee israelienne a envahit le Liban et chasse l’OLP de Yasser Aarafat de Beyrouth. Les troupes israeliennes occupent le sud pays jusqu’a leur retrait en 2000.
Nah, bila melihat keterangan dari Le Figaro ternyata memang foto ini ditangkap oleh pasukan Israel. Lha ngapain toh pasukan Israel repot-repot membawa foto ‘sekutu’-nya? (Kalau memang Assad sekutunya) Lha setahu sayah pasukan Israel jikalau sedang melakukan operasi tidak pernah tuh mau repot-repot membawa foto petingginya sendiri, macam Ariel Sharon. Apalagi kalau ceritanya ini persekutuan rahasia.
Apalagi sewaktu 1982 ini sebetulnya Suriah mengirimkan pasukan ke Lebanon untuk ikut serta menghalau Israel. Apesnya pasukan mereka kalah. Padahal beberapa bulan sebelumnya pasukan Suriah sangat efektif dalam memberantas oposisi islamis. Meskipun kalah, Israel nggak pernah nyaman dengan Suriah yang amat berpengaruh di Lebanon dan kemudian mendanai dan mempersenjatai HAMAS.
Memang dunia politik amat ribet bin rumit. Rezim Ba’ath Suriah seideologi dengan rezim Ba’ath Iraq, namun mereka ndak akur gara-gara perbedaan suku (Ba’ath Suriah dikuasai suku Alawi, di Iraq Sunni). Meski begitu keduanya lumayan bersahabat dengan banyak kelompok minoritas (Kristen & Assyria) ataupun sebagian sunni. Keduanya sama-sama jadi kerikil dalam sepatu bagi Israel. Makin aneh lagi Ba’ath Suriah amat kejam dengan Ikhwanul Muslimin di sana, namun mereka menjadi sponsor Ikhwanul Muslimin di Palestina (HAMAS). Dengan kondisi ini, saat ini Israel senang dengan kondisi Suriah yang porak-poranda.
Nah, kalau kita bukan manusia dungu yang picik niscaya framing dungu seperti ini ndak bakal kita percaya begitu saja. Selalu cek & ricek bruv.